Rabu, 04 November 2009

DEFENISI AKUNTANSI

Definisi Akuntansi

Secara Definisi, Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, penggolongan, penyortiran, pengikhtisaran dan penyajian transaksi keuangan (informasi ekonomi), sehingga dapat dilakukan penilaian dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi tersebut.

Tips : Saat Anda mempelajari bagian ini, Anda tidak perlu merasa bingung saat menemukan istilah atau teori yang sulit, karena dalam Zahir Accounting Anda akan lebih banyak menginput data menggunakan form yang serupa dengan dunia nyata. Jika Anda mulai menemukan kesulitan tentang bagaimana membuat transaksi dan menemukan kasus-kasus khusus dan spesifik, maka pelajarilah teori akuntansi lebih mendalam dari buku-buku akuntansi yang banyak beredar di pasaran.

Rekening

Rekening adalah pos-pos yang digunakan untuk menyimpulkan seluruh kenaikan dan penurunan untuk harta tertentu, seperti kas, atau harta lain, hutang dan modal, pendapatan dan biaya.

Rekening disebut juga sebagai akun, atau perkiraan atau account (dalam bahasa Inggris)

Contoh rekening yang paling sederhana adalah rekening tabungan Anda dibank. Namun dalam akuntansi lebih banyak lagi rekening - rekening lain, seperti rekening piutang usaha, persediaan, modal, dll...

Open in new window

Penggolongan Rekening

Pencatatan transaksi ini digolongkan ke dalam kelompok rekening yang sesuai agar dapat dibuat ringkasan, yang kemudian disajikan ke dalam bentuk laporan keuangan. Lihat penjelasan Data Akun dan Klasifikasi Akun

Jurnal

Jurnal adalah rekaman dari suatu transaksi keuangan yang dibuat berdasarkan urutan kejadiaannya, informasi yang diperlukan dalam membuat jurnal adalah rekening yang menjadi bagian transaksi, nilai transaksi debit atau kredit. Contoh jurnal yang paling sederhana adalah jurnal umum. Seperti transaksi penerimaan modal berikut :

Open in new window

Jurnal

Dalam akuntansi, Jurnal adalah suatu buku dimana transaksi-transaksi bisnis dicatat secara kronologis pada prosedur pembukuan sebelum dimasukkan ke dalam buku besar. Secara umum, jurnal akuntansi dapat dibagi dua, yaitu:

  1. Jurnal khusus. Dipergunakan untuk mencatat transaksi-transaksi secara spesifik berdasarkan jenis, sesuai kebutuhan perusahaan. Jenis jurnal khusus yang sering dipergunakan adalah

1. Jurnal penjualan ( semua penjualan secara kredit) 2 Jurnal penerimaan kas (semua penerimaan kas secara tunai) 3 Jurnal pengeluaran kas ( Semua pengeluaran kas secara tunai) 4. Jurnal pembelian (semua pembelian secara kredit) 5. Jurnal umum. Dipergunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang tidak masuk dalam jurnal khusus.

Akuntani sdan Laporan Keuangan

Akuntani sdan Laporan Keuangan

Penyusunan dan Penyajian Laporan keuangan mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-IAI. Saat ini, secara garis besar Standar Akuntansi Keuangan berisi 59 PSAK beserta Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang melandasinya dan 4 IPSAK. Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh IAI merupakan hasil adaptasi dari International Accounting Standards.

  • Pengadopsian Standar Akuntansi Internasional ke dalam Standar Akuntansi Keuangan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia sebagai salah upaya harmonisasi dan dinamisasi praktik akuntansi keuangan internasional dalam usaha menjawab tantangan di era globalisasi.

  • Akuntansi sering disebut dengan “bahasa bisnis” karena akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk laporan akuntansi atau lebih dikenal dengan istilah laporan keuangan.

  • Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

  • Terdapat empat jenis laporan keuangan utama, yakni neraca (laporan perubahan posisi keuangan), laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Pelaporan keuangan (financial reporting) mencakup tidak hanya laporan keuangan, tetapi juga media-media lain yang dapat digunakan untuk mengomunikasikan informasi baik yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses akuntansi. Misalnya, laporan tahunan kepada para pemegang saham tidak hanya berisi laporan keuangan utama, seperti tercantum di atas, tetapi juga informasi lain, seperti rasio-rasio keuangan yang dianggap penting, ikhtisar jumlah atau saldo rekening-rekening tertentu.

  • Pihak-pihak yang terkait dengan laporan keuangan adalah IAI, Bapepam, BEJ, Kantor Pajak dan Kantor Akuntan Publik (Auditor) serta para pemakai laporan keuangan lainnya. Dengan cara yang berbeda masing-masing pihak memiliki tujuan yang sama, yakni menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas (dapat dipercaya dan diandalkan, relevan, serta tepat waktu).


Kerangka Konseptual Akuntansi dan Profesi Akuntan

  1. Di dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan perusahaannya, manajemen memiliki keleluasaan untuk memilih alternatif prinsip atau metode akuntansi yang dimaksudkan untuk mencerminkan secara akurat kondisi ekonomi perusahaan dalam kaitannya dengan bisnis dan transaksi-transaksi operasinya. Untuk itu, diperlukan suatu acuan dalam praktik akuntansi di dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Kerangka dasar akuntansi dan pelaporan keuangan ditetapkan sebagai maksud untuk mendefinisikan secara luas tentang tujuan, istilah dan konsep-konsep yang berkaitan dengan praktik akuntansi yang pada akhirnya sangat diperlukan untuk menetapkan ruang lingkup dan batas-batas akuntansi dan laporan keuangan.

  2. Kerangka tersebut memuat hal-hal berikut. (1) Tujuan laporan keuangan. (2) Asumsi dasar. (3) Karakteristik kualitatif laporan keuangan. (4) Unsur laporan keuangan. (5) Pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan. (6) Konsep modal dan pemeliharaan modal.

  3. Asumsi dasar dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan adalah dasar akrual dan kelangsungan usaha. Terdapat empat karakteristik laporan keuangan, yakni dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan. Unsur-unsur laporan keuangan antara lain adalah aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, laba, rugi, setoran kepada pemilik, distribusi kepada pemilik.

  4. Secara umum sekurang-kurangnya terdapat tiga pihak yang berkarier dalam bidang akuntansi, yang terkait dengan akuntansi dan pelaporan keuangan, yaitu akuntan manajemen (akuntan perusahaan), akuntan publik dan para pemakai laporan.


Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas

  1. Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri atas berikut ini.

    1. Laporan Laba Rugi.

    2. Laporan Perubahan Ekuitas.

    3. Laporan Neraca.

    4. Laporan Arus Kas.

  1. Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran catatan data, penerapan prinsip-prinsip dan kebiasaan akuntansi, dan penggunaan data pengalaman pribadi penyusunnya. Oleh sebab itu, tak mengherankan apabila laporan keuangan mengandung keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut.

    1. Bersifat Historis.

    2. Bersifat Umum.

    3. Pemakaian taksiran dan pertimbangan pribadi.

    4. Berisi informasi yang material saja.

    5. Bersifat konservatif.

    6. Menekankan pada makna ekonomis, tidak pada bentuk hukumnya.

    7. Menggunakan istilah teknis akuntansi.

    8. Mengandung berbagai alternatif metode akuntansi.

    9. Tidak dapat menyajikan informasi kualitatif yang bersifat nonkeuangan.

  1. Penyajian laporan laba rugi dapat dilakukan dalam 2 bentuk sebagai berikut.

    1. Bentuk multiple step (langkah bertahap).

    2. Bentuk single step (langkah tunggal).

  2. Dalam bentuk Langkah Bertahap laporan laba rugi berisi informasi sebagai berikut.

    1. Penjualan.

    2. Harga Pokok Penjualan atau Beban Penyediaan Jasa.

    3. Laba Kotor.

    4. Beban Usaha.

    5. Laba Usaha.

    6. Pendapatan dan Beban Lain-lain.

    7. Laba Sebelum Pos Luar Biasa.

    8. Pos-pos Luar Biasa.

    9. Pengaruh Kumulatif dari Perubahan Prinsip Akuntansi.

    10. Laba Sebelum Pajak Penghasilan.

    11. Pajak Penghasilan.

    12. Laba Bersih.

  3. Dalam laporan laba rugi bentuk langkah tunggal hanya dikenal satu jenis laba saja, yaitu laba bersih.

  4. Untuk menggambarkan perubahan hak milik perusahaan yang tertanam dalam perusahaan, perlu disusun Laporan Perubahan Ekuitas. Laporan ini dapat digabungkan dengan Laporan Laba Rugi, apabila informasi perubahan jumlahnya tidak banyak. Dalam perseroan laporan ini sering disebut Laporan Perubahan Laba Ditahan karena umumnya perubahan modal terjadi pada pos Laba Ditahan saja. Namun, apabila perubahan juga terjadi pada pos-pos modal pemilik yang lain maka perlu disusun laporan perubahan ekuitas secara lengkap.

Pos-pos Luar Biasa

  1. Para akuntan (termasuk IAI) sekarang cenderung untuk menggunakan konsep all-inclusive dalam penyusunan perhitungan laba rugi untuk suatu perusahaan.

  2. Satu-satunya pos juga dibebankan atau dikredit langsung ke rekening Laba Ditahan adalah penyesuaian periode sebelumnya yang diakibatkan karena koreksi kesalahan, dan perubahan akuntansi tertentu yang memerlukan penyusunan kembali laporan keuangan periode sebelumnya.

  3. Seluruh laba atau rugi luar biasa dan yang jarang terjadi langsung ditutup ke rekening Ikhtisar Laba rugi dan dilaporkan dalam perhitungan laba rugi.

  4. Transaksi yang tidak biasa, material, dan jarang terjadi disajikan secara terpisah sebagai kelompok pos-pos luar biasa. Pos-pos lain yang jumlahnya material, tetapi tidak dapat dikelompokkan sebagai pos luar biasa dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah.

  5. Penyesuaian kumulatif yang terjadi akibat perubahan prinsip akuntansi diungkapkan secara terpisah sebelum laba bersih.

  6. Penghentian segmen kegiatan dari suatu perusahaan diklasifikasikan secara terpisah dalam perhitungan laba rugi sesudah laba dari kegiatan yang terus berjalan dan sebelum pos-pos luar biasa.

Neraca

  1. Neraca adalah laporan yang menunjukkan posissi keuangan dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Posisi keuangan ini meliputi keadaan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan. Dengan cara menghubungkan pos-pos tertentu dlam neraca, kita dapat menilai keadaan likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Oleh karena itu, neraca harus disusun secara sistematis dengan menggunakan klasifikasi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

  2. Klasifikasi dan penyajian pos-pos dalam neraca dilakukan sebagai berikut.

    1. Aktiva Lancar. Disajikan sesuai dengan urutan likuiditasnya, artinya pos yang segera dapat dicairkan menjadi uang tunai disajikan di urutan paling atas.

    2. Investasi. Investasi perusahaan pada perusahaan anak atau pada perusahaan afiliasi harus disajikan secara terpisah.

    3. Aktiva tetap. Dapat dibedakan menjadi aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud. Pos-pos aktiva tetap disajikan dalam neraca menurut kekekalannya. Aktiva tetap yang umurnya paling panjang disajikan paling atas, sedangkan aktiva tetap yang umurnya lebih pendek disajikan di bawahnya.

    4. Aktiva lain-lain. Klasifikasi aktiva lain-lain digunakan untuk menampung pos-pos aktiva tidak lancar yang tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi di atas.

    5. Kewajiban lancar. Pos-pos kewajiban lancar disajikan sesuai dengan urutan likuditasnya. Utang lancar yang segera dibayar disajikan dalam urutan teratas.

    6. Kewajiban jangka panjang. Penyajian kewajiban jangka panjang harus mengungkapkan ikatan-ikatan yang ada dalam kontrak utang jangka panjang yang bersangkutan, seperti tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, aktiva yang dijadikan jaminan dan sebagainya.

    7. Ekuitas pemilik. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan, yaitu hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas disajikan dalam neraca berdasarkan kekekalannya. Jenis modal yang sifatnya paling kekal disajikan paling atas, dan yang kurang kekal disajikan di bawahnya.

  3. Neraca dapat disusun dengan menggunakan bentuk akun (rekening) atau bentuk laporan. Dalam bentuk rekening (bentuk skontro) aktiva dilaporkan pada sisi sebelah kiri dan kewajiban serta modal pemilik pada sebelah kanan. Dalam bentuk laporan, bagian aktiva, kewajiban dan modal pemilik disusun secara vertikal (dari atas ke bawah). Bentuk laporan ini lebih populer karena dapat membandingkan 2 buah neraca atau lebih untuk tahun-tahun yang berurutan.

Catatan Atas Laporan Keuangan

  1. Selain pos-pos yang terdapat dalam buku besar perusahaan, dalam neraca juga perlu disajikan informasi tambahan yang dapat berupa peristiwa bersyarat, kebijaksanaan penilaian dan kebijaksanaan akuntansi yang digunakan, kontrak-kontrak jangka panjang dan peristiwa kemudian.

  2. Teknik penyajian informasi tambahan dapat dilakukan dalam bentuk tanda kurung, catatan kaki, skedul pendukung, referensi silang dan rekening kontra.


Ruang Lingkup Laporan Arus Kas

  1. Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan dalam suatu periode akuntansi.

  2. Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi sumber dan penggunaan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta rekonsiliasi kas di awal periode dengan kas di akhir periode ditambah saldo setara kas.

  3. Bentuk umum dari laporan arus kas menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas yang terbagi ke dalam tiga kategori, yakni: arus kas yang berasal dari aktivitas operasi; arus kas yang berasal aktivitas investasi dan arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan.

  4. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi dapat dilaporkan dengan menggunakan di antara dua metode baik langsung maupun tidak langsung.

  5. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

  6. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

  7. Arus kas dari aktivitas operasi berasal dari aktivitas produksi normal perusahaan dan penjualan barang dan jasa.

  8. Arus kas dari aktivitas investasi berasal dari aktivitas pembelian atau penjualan aktiva tetap, bangunan, peralatan, piutang wesel dan investasi.

  9. Arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari kenaikan atau penurunan pendanaan utang dan pendanaan ekuitas dan dari pembayaran dividen kepada pemegang saham.

Penggunaan Laporan Arus Kas

  1. Laporan arus kas merupakan laporan yang relatif masih baru, efektif berlaku di Indonesia sejak tahun 1994. Laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung. PSAK No.2 mengimbau agar laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung.

  2. Klasifikasi arus kas bervariasi di antara berbagai negara. Tetapi pada umumnya terdapat 3 kategori arus kas, yaitu (1) arus kas dari aktivitas operasional, (2) arus kas dari aktivitas investasi, dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan (financing). Standar akuntansi Inggris membuat klasifikasi arus kas yang paling lengkap. Di Inggris arus kas dikelompokkan menjadi delapan kategori.

  3. Ada delapan pola arus kas. Arus kas operasional yang positif menunjukkan kondisi keuangan lebih baik dari pada arus kas operasional yang negatif. Arus kas investasi yang negatif menunjukkan perusahaan sedang melakukan perluasan usaha, sedangkan apabila arus kas investasi negatif menggambarkan perusahaan berusaha mencari dana untuk menutup defisit arus kas operasional. Arus kas pendanaan yang positif menunjukkan perusahaan mencari sumber pendanaan dari luar untuk menutup defisit arus operasional atau untuk melakukan ekspansi. Sedangkan arus kas pendanaan yang negatif menunjukkan perusahaan sedang melunasi pinjaman kepada para kreditor atau mengembalikan modalnya kepada para pemegang saham.

Sumber buku Akuntansi Keuangan Menengah karya Sugiarto

Selasa, 03 November 2009

jalur Banten Selatan

jalur Banten Selatan

Berikut ini terjemahan dari buku yang sama, tentang
jalur Banten Selatan.

Jalur Banten Selatan (Saketi-Bayah)

Terutama setelah tahun 1943, kesulitan hubungan laut
(akibat kegiatan kapal selam Sekutu) menimbulkan
masalah bahan bakar di Jawa. Sebelum perang, sebagian
besar lokomotif menggunakan bahan bakar batu bara, dan
sebagiannya kayu jati. Produksi kayu per tahun adalah
sekitar 300 ribu ton, sebagian besarnya dari Dinas
Kehutanan (Boschwezen = Perhutani). Untuk kepentingan
perusahaan kereta api, diperlukan 900 ribu ton kayu
bakar per tahunnya. Maka, sejak tahun 1942, Jepang
memiliki gagasan untuk memanfaatkan batu bara muda di
sekitar Bayah sebagai bahan bakar. Jepang mendapatkan
sebuah laporan dari sekitar tahun 1900 bahwa cadangan
batu bara muda di Bayah mencapai 20-30 juta ton.
Jepang memperkirakan bahwa produksi batu bara per
tahun mungkin mencapai 300 ribu ton. Namun cadangan
batu bara tersebut tersebar di lahan yang luas dan
terisolasi. Lapisan batu bara itu juga tipis, hanya
sekitar 80 cm, sehingga eksploitasi besar-besaran pada
masa damai tidak akan ekonomis. Namun ini adalah masa
perang.

Untuk bisa mengeksploitasi tambang-tambang itu,
dibangun jalur sepanjang 89 km dari Saketi (sebuah
stasiun di jalur Rangkasbitung-Labuan) ke Bayah, di
selatan Banten. Rencana jalur mulai dirancang pada
bulan Juli 1942, dan pembangunan dimulai awal tahun
1943. Bantalan kayu dan rel dikirim dari seluruh Jawa
ke Saketi. Sejak awal tahun 1943 banyak pakar
perkeretaapian Belanda dipaksa untuk menyumbangkan
keahlian dan pengetahuan mereka untuk pembangunan
jalur ini. Seperti juga di Sumatera, kerja terberat
dalam pembangunan jalur ini dilakukan oleh para
romusha. Banyak dari mereka menjadi korban karena
kekurangan makan dan penyakit tropis. Angka yang
diberikan bervariasi dari 20 hingga 60 ribu, belum
termasuk 20 ribu pekerja tambang yang tewas. Daerah
berpenduduk jarang ini masih merupakan rimba,
rawa-rawa dan bukit-bukit, penuh dengan hewan buas.
Ditambah dengan kerja keras dan ketiadaan obat-obatan,
tidak kurang dari 500 romusha setiap harinya tewas,
namun setiap harinya jumlah yang lebih besar direkrut
untuk menjadi pekerja. Pada masa pembangunan jalur ini
sekitar 25-55 ribu pekerja membangun jalur ini. Sejauh
diketahui, tidak ada tawanan perang yang dipekerjakan
untuk membangun jalur ini. Pada bulan Maret 1944 jalur
telah siap, dan dibuka pada 1 April 1944 (tepat 61
tahun yang lalu!) oleh para pejabat Jepang. Lokomotif
BB10.6 menarik kereta pertama di jalur ini.

Jalur ini berawal di stasiun Saketi, dan berakhir di
Gunungmandur, letak tambang batu bara yang terjauh.
Stasiun Gunungmandur terletak dua kilometer dari
stasiun Bayah. Jalur sepur tunggal ini memiliki
sembilan stasiun dan lima halte (yaitu Cimangu,
Kaduhauk, Jalusang, Pasung, Kerta, Gintung,
Malingping, Cilangkahan, Sukahujan, Cihara,
Panyawungan, Bayah dan Gunungmandur). Masing-masing
stasiun setidaknya memiliki dua jalur dan bangunan
stasiun kecil; Bayah memiliki lima jalur. Selain
stasiun Gunungmandur, tujuh stasiun yang lebih kecil
dilengkapi dengan sinyal dengan handel kayu. Bayah
menggunakan sinyal Alkmaar.

Setiap harinya maksimum 300 ton batu bara muda dibawa
ke Saketi. Selain batu bara, ada pula kereta api
penumpang, namun karena daerah ini berpenduduk jarang,
sebagian besar penumpang adalah pekerja kereta api
atau pekerja tambang. Setiap harinya 800 penumpang
bepergian, yang diangkut dengan 15 kereta kelas 3.
Jalur ini dibangun relatif lebih kokoh daripada jalur
Pekanbaru, dengan 20 jembatan, semuanya dengan
ujung-ujung dari batu.

Untuk pembangunan jalur Banten Selatan ini digunakan
material kereta api dari pabrik-pabrik gula yang
ditutup dan lok tram PsSM No. 12 (B16). Setelah
beroperasi, digunakan material SS dan lok BB10.

Pantai Bagedur, Pesona Wisata Banten Selatan

Kabupaten Lebak di wilayah Provinsi Banten sudah lama dikenal karena potensi wisatanya yang menarik. Potensi wisata daerah ini memang beragam. Ada perkampungan unik Warga Baduy di kaki pegunungan Kendeng, sekitar 50 km utara kota Rangkasbitung, kota Kabupaten Lebak, juga ada potensi wisata perkebunan kelapa sawit dan hibrida di daerah Banjarsari, dan ada pula sejumlah pantai yang landai di Banten Selatan.

Pantai Bagedur yang terletak di daerah Kecamatan Malingping, sekitar 115 km dari Kota Rangkasbitung, pantas dibilang pantai yang tak pernah sepi dikunjungi wisatawan. Daya tarik pantai itu bukan saja karena panjangnya mencapai sekitar 10 km tetapi juga lebar pantai dengan kelandaiannya yang memungkinkan areal pantai dijadikan lokasi rally motor.

Karena bentuknya yang landai dan panjang itu, tak aneh jika setiap menjelang tutup tahun, liburan panjang, berbondong-bondong wisatawan mengunjungi obyek wisata ini. Umumnya wisatawan datang mendirikan tenda-tenda sendiri untuk lokasi peristirahatan. Mereka juga membawa perlengkapan dapur dan perangkat makan seperlunya.

Dengan perlengkapan yang dibawa itu, para pengunjung bisa leluasa beristirahat di obyek wisata Pantai Bagedur selama beberapa hari, tanpa bayar. Kenyataan itu sering dilakukan banyak keluarga dari Rangkasbitung, Bogor, Tangerang, Bekasi, Jakarta bahkan kota-kota lainnya di Jawa dan Sumatera.

"Daya tarik obyek wisata ini, menurut pengamatan saya, selain karena alamnya yang masih asli, juga karena bentuk pantainya yang unik. Kami kalau ke sini selalu bawa sepeda, bola kaki, bola volley, dan perlengkapan memancing. Biasa sampai dua hingga tiga hari kami berkemah di pinggiran Pantai Bagedur. Sudah begitu, berkemah di pantai ini gratis," cerita Saut Simamora, warga Kota Tangerang, ketika berbincang dengan penulis di Pantai Bagedur, Minggu lalu. Saut selalu berwisata ke pantai itu dengan membawa serta keluarganya, seorang istri, dua anak yang sudah berangkat remaja, famili dan pembantu.

Sebelum diwawancarai penulis sekitar pukul 12.00 WIB Minggu lalu, Saut Simamora mengaku baru saja selesai memancing ikan. Sudah sejak lepas subuh Saut memancing ikan. Hasilnya membuat keluarganya bangga terhadap Saut, karena anggota Polres Tangerang itu berhasil mendapat 3 ekor kakap merah, seekor ikan pari dan tiga ekor lobster berukuran besar.

Sementara anak-anaknya, mengaku leluasa main volly pantai dengan ditemani pemuda dari kota lain yang ikut berkemah di pantai Bagedur. Istri Saut sendiri lebih banyak makan tidur seusai memanggang ikan pari hasil pancingan suaminya.

"Nikmat sekali berwisata di sini. Setiap tahun kami selalu menghabiskan akhir tahun dengan berkemah di pinggir pantai ini," tutur Sudirman, warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Tetapi, bukankah Jakarta lebih banyak memiliki obyek wisata pantai yang menarik? Lalu, apa alasan mendasar Sudirman berwisata ke Pantai Bagedur yang letaknya relatif jauh dari Jakarta?

Memang, kata Sudirman, Jakarta memiliki beberapa obyek wisata pantai. Setidaknya, selain kawasan wisata Ancol, pengunjung bisa menikmati pantai indah kapuk di kawasan Pluit, Jakarta Utara, atau Pantai Muara Karang dan Pantai Cilincing.

"Tetapi jujur saja saya katakan, berkunjung ke pantai-pantai yang ada di Jakarta lebih banyak mensuras duit, sementara nilai nikmatnya kalah jauh dibanding ke Pantai Bagedur. Di pantai ini kita bisa puas mancing ikan, berolahraga gratis, sementara buah-buahan sebagai buah tangan dari Banten Selatan bisa macam-macam bentuknya. Harganya pun relatif murah," ujar Sudirman yang juga dibenarkan oleh banyak pengunjung lainnya yang ditemui penulis.

Apa saja bentuk buah tangan dari Banten Selatan yang bisa dibanggakan? Ternyata, selain kelapa batir atau kelapa muda yang harganya memang murah di Banten Selatan, juga pisang, nangka, buah labu, dan bahan-bahan sayuran.

Tidak cuma itu sebenarnya. Ikan segar juga relatif murah di daerah ini. Soalnya, Banten Selatan sedikitnya memiliki tiga lokasi TPI (tempat pelelangan ikan), yakni TPI Binuangeun di Kecamatan Malingping, TPI Sukahujan di Kecamatan Panggarangan dan TPI Bayah di Kecamatan Bayah. Ikan-ikan dari lokasi pendaratan ikan di Banten Selatan itu dipasarkan tidak saja di pasar-pasar ikan di daerah Banten, seperti Menes, Pandeglang, Malingping, Rangkasbitung dan Tangerang, tetapi selain Jakarta juga ke beberapa kota lainnya di kawasan Bogor dan Depok.

Tak heran, jika selain membawa buah-buhan, para pengunjung pantai Bagedur juga selalu membawa ikan segar. Jenis ikan yang menjadi buruan pengunjung selain ikan layang, tongkol, kembung dan tengiri juga ikan pari dan teri halus

Bahasa Sunda, sama dengan bahasa daerah lainnya

Bahasa Sunda, sama dengan bahasa daerah lainnya, berada dalam level ketiga dalam penggunaan bahasa dunia, sehingga banyak siswa yang menganggap mata pelajaran bahasa daerah Jawa Barat ini, kurang menarik untuk dipelajari.

Dalam komunikasi internasional, kata dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Safrina, di Bandung, Jumat,
bahasa yang banyak digunakan adalah bahasa Inggris. Untuk komunikasi tingkat nasional, adalah bahasa nasional, dan untuk komunikasi di daerah adalah bahasa daerah setempat.

"Karena itu, tidak bisa disangkal lagi kalau banyak siswa yang menganggap mata pelajaran bahasa Sunda itu kurang menarik, karena adanya pada level ke tiga," katanya.

Untuk mengubah anggapan tersebut, menurut dosen bahasa Inggris ini, guru bahasa Sunda harus pandai-pandai menyiasati agar siswa bisa tertarik oleh bahasa yang kini dilindungi dan diakui Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) ini.

Caranya, menurut Safrina, dalam menyampaikan mata pelajaran bahasa Sunda guru yang bersangkutan harus berupaya agar siswa merasa tertarik kepada gurunya dulu, tidak perlu memaksakan agar siswa dapat tertarik oleh mata pelajaran tersebut.

"Buatlah anak didik kita ini tertarik dulu kepada kita, baru setelah itu kita sampaikan mata pelajaran bahasa Sunda, yang menurut mereka kurang menarik itu, dengan cara yang menarik pula," kata Safrina.

Sama halnya dengan Safrina, guru bahasa Sunda SMP Negeri 13 Bandung, Cece Hidayat, menyarankan agar guru bahasa Sunda kreatif dalam menyampaikan mata pelajaran ini kepada sisawanya.

Berdasarkan pengalamannya, Cece mengatakan, selain secara formal di dalam kelas, mata pelajaran bahasa Sunda juga perlu disampaikan di luar kelas, misalnya mengajak siswa ke perpustakaan atau menonton pergelaran teater berbahasa Sunda.

Begitu pula dalam berbicara, kata Cece, siswa jangan terlalu diikat oleh undak usuk basa (tingkatan penggunaan kata dalam bahasa/istilah dalam tata bahasa Sundatata) Sunda dulu.

"Biarkan saja mereka berbicara dengan lawan bicaranya dalam bahasa Sunda yang sederhana, jangan menyalahkan mereka saat ada undak usuk basa yang salah penempatannya," demikian Cece.

Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis tingkat inflasi hingga akhir tahun 2009 akan mencapai di bawah 4 persen


Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis tingkat inflasi hingga akhir tahun 2009 akan mencapai di bawah 4 persen atau lebih rendah di bawah target pemerintah yang sebesar 4,5 persen.

Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, inflasi Indonesia dalam dua bulan mendatang akan stabil. Namun, menurutnya, inflasi akan meleset dari target bila pemerintah membuat kebijakan yang membuat kaget masyarakat, seperti menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL). "Kita masih punya dua bulan lagi. Tetapi kalau tiba-tiba pemerintah 'kesambet' menaikkan BBM dalam 2 bulan terakhir, ini sangat dahsyat. Kedua, TDL juga bisa mempengaruhi. Itu inflasi bisa lewat 4,5 persen," tuturnya, saat jumpa pers, di kantornya, Jakarta, Senin (2/11).

Sementara itu, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian crude prices/ICP) pada Oktober 2009 kembali naik dibandingkan harga September. Berdasarkan data yang dilansir dari situs Ditjen Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, harga ICP selama Oktober 2009 menembus angka 72,53 per barrel atau meningkat 5,46 per barrel dari September yang berada di kisaran 67,07 per barrel.

Pertamina sendiri telah menaikkan harga BBM nonsubsidi mulai pukul 00.00 pada 1 November 2009 kemarin di sebagian besar wilayah di Indonesia. Kenaikan ini dilakukan karena melihat perkembangan harga pasar.

Kendati demikian, Rusman berharap, pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat ini. Adapun soal kenaikan harga elpiji, menurut Rusman, tidak akan memberikan dampak bagi inflasi. "Soal elpiji jangan dilihat kenaikannya, tetapi magnitude-nya. Kenaikan Rp 100 itu dampak langsungnya tidak besar. Apalagi multiplier effect-nya. Jadi elpiji tidak terlalu berdampak besar terhadap inflasi," tandasnya