Selasa, 03 November 2009

Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis tingkat inflasi hingga akhir tahun 2009 akan mencapai di bawah 4 persen


Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis tingkat inflasi hingga akhir tahun 2009 akan mencapai di bawah 4 persen atau lebih rendah di bawah target pemerintah yang sebesar 4,5 persen.

Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, inflasi Indonesia dalam dua bulan mendatang akan stabil. Namun, menurutnya, inflasi akan meleset dari target bila pemerintah membuat kebijakan yang membuat kaget masyarakat, seperti menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik (TDL). "Kita masih punya dua bulan lagi. Tetapi kalau tiba-tiba pemerintah 'kesambet' menaikkan BBM dalam 2 bulan terakhir, ini sangat dahsyat. Kedua, TDL juga bisa mempengaruhi. Itu inflasi bisa lewat 4,5 persen," tuturnya, saat jumpa pers, di kantornya, Jakarta, Senin (2/11).

Sementara itu, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian crude prices/ICP) pada Oktober 2009 kembali naik dibandingkan harga September. Berdasarkan data yang dilansir dari situs Ditjen Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, harga ICP selama Oktober 2009 menembus angka 72,53 per barrel atau meningkat 5,46 per barrel dari September yang berada di kisaran 67,07 per barrel.

Pertamina sendiri telah menaikkan harga BBM nonsubsidi mulai pukul 00.00 pada 1 November 2009 kemarin di sebagian besar wilayah di Indonesia. Kenaikan ini dilakukan karena melihat perkembangan harga pasar.

Kendati demikian, Rusman berharap, pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM bersubsidi dalam waktu dekat ini. Adapun soal kenaikan harga elpiji, menurut Rusman, tidak akan memberikan dampak bagi inflasi. "Soal elpiji jangan dilihat kenaikannya, tetapi magnitude-nya. Kenaikan Rp 100 itu dampak langsungnya tidak besar. Apalagi multiplier effect-nya. Jadi elpiji tidak terlalu berdampak besar terhadap inflasi," tandasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar